dari buku Riyadhus Sholihin, karya Imam Nawawi ra.
diterangkan pada bab Taubat point ke-8 halaman 16.

Dari Abu Said Saad bin Malik bin Sinan Al- Khudriy ra. Nabi SAW
bersabda : “Sebelum kalian, ada seorang laki-laki membunuh 99 orang.
Kemudian ia bertanya kepada penduduk sekitar yang alim,
maka ia ditunjukkan kepada seorang rahib ( pendeta Bani Israil).
Setelah mendatanginya, ia menceritakan bahwa seseorang (yang sebenarnya dirinya sendiri, namun menggunakan orang lain untuk menutupi dirinya) telah membunuh 99
orang, kemudian ia bertanya : “ Apakah ia bisa bertaubat?”.
Ternyata
pendeta itu menjawab : “Tidak” Maka pendeta itupun dibunuh sehingga
genaplah jumlahnya seratus. Kemudian ia bertanya lagi tentang seorang
yang paling alim di atas bumi ini. Ia ditunjukkan kepada seorang
laki-laki alim. Setelah menghadap ia bercerita bahwa seseorang telah
membunuh seratus jiwa, dan bertanya : “ Bisakah dia bertaubat?” Orang
alim itu menjawab: “Ya, siapakah yang akan menghalangi orang bertaubat?
Pergilah kamu ke kota ini (menunjukkan ciri-ciri kota yang dimaksud)
sebab di sana terdapat orang-orang yang menyembah Allah Ta`ala.
Beribadahlah kepada Allah bersama mereka dan jangan kembali ke kotamu.
Karena kotamu kota yang jelek!” Lelaki itupun berangkat, ketika
menempuh separuh perjalanan maut menghampirinya. Kemudian timbullah
perselisihan antara malaikat Rahmat dengan malaikat Azab, siapakah yang
lebih berhak membawa rohnya. Malaikat Rahmat beralasan bahwa : “Orang
ini datang dalam keadaan bertaubat, lagi pula menghadapkan hatinya
kepada Allah.” Sedangkan malaikat Azab (bertugas menyiksa hamba Allah
yang berdosa) beralasan: “Orang ini tidak pernah melakukan amal baik.”
Kemudian Allah SWT. mengutus malaikat yang menyerupai manusia
mendatangi keduanya untuk menyelesaikan masalah itu dan berkata: “
Ukurlah jarak kota tempat ia meninggal antara kota asal dan kota
tujuan, Manakah lebih dekat, maka itulah bagiannya.” Para malaiakat itu
lalu mengukur, ternyata mereka mendapati si pembunuh meninggal dekat
kota tujuan, maka malaikat Rahmatlah yang berhak membawa roh orang
tersebut.” ( H.R Bukhari dan Muslim ).
Pada riwayat lain di dalam
kitab Ash-Shahih disebutkan : “Ia lebih dekat sejengkal untuk menuju
daerah tujuan, maka ia dimasukkan dalam kelompok mereka.” Dalam
riwayat lain, di dalam kitab Ash-Shahih disebutkan : “Kemudian Allah
Ta`ala memerintahkan kepada daerah hitam itu untuk menjauh dan
memerintahkan kepada daerah yang baik itu untuk mendekat kemudian
menyuruh kedua malaikat itu mengukurnya, akhirnya mereka mendapakan
daerah yang baik itu sejengkal lebih dekat sehingga ia diampuni.”
Di dalam riwayat lain disebutkan: “Allah mengarahkan hatinya untuk
menuju ke daerah yang baik itu”
من الكتاب
رياض الصالحين
تأليف شيخ
الاسلام محي الدّين أبى زكريّا يحى بن شرف النوَوىّ
والله
أعلم بالصواب
Good job! Keep blogging to share the good thing :)
BalasHapusTerimakasih mbak untuk 3 sks semester ini, aemoga ilmunya bermanfaat dan barokah serta menjadi amal jariyah mbak. Amin
Hapus