Membaca pemikiran Muhammad Makhluf tentang sifat Allah Qodir,
Murid, Sami’, Bashir, dalam buku Aqidah Ahlul Islami (ة
أهل الإسلامعقيد ) karya
Imam Abdullah bin ‘Alwi Al-hadloromiy.
Sekilas buku ini adalah buku bermazhab Syafi’I, imam yang paling
akhir dan paling banyak pengikutnya. Sebagai mahasiswa pastinya kita harus
mempunyai pemikiran serta pengetahuan yang luas serta tidak terlalu
mementingkan bahasan khilafiyah, yang hanya membuat kita hanya berjalan di
tempat.
Buku ini kami dapatkan dari web www.safeena.org berikut kami mencoba menjelaskan apa yang dimaksud dalam buku ini,
akan tetapi karena kamimasih dalam pembelajaran mohon maaf apabila terdapat
banyak kesalahan, karena kami masih dala tahap belajar. Serta saran dan koreksi
pembaca sekalian sangatlah kami butuhkan.
Berikut penjelasan dari sifat Allah yaitu Qodir, Murid, Sami’,
Bashir:
dalam buku ini dijelaskan bahwasannya dalam makalah ke-9 sampai makalah ke-13
dalam buku ini dijelaskan bahwasannya dalam makalah ke-9 sampai makalah ke-13
الشح للشيخ العلامة حسنين محمد
مخلوف:
(9) (قدير)
متصف بالقدرة الأزلية التامة فلا شيء من المنكنات وهي التي يجوز وجودها وعدمها إلا
وهو في قبضة قدرته , وتحت قهره وسلطانه.
Pada makalah ini, dijelaskan jika Allah mempunyai sifat Qodir,
yakni mensifati dengan qodar Al-Azaliyah (dahulu) bersifat sempurna, yang mana
tidak termasuk dari perkara yang mungkin (berarti absolute), yaitu yang mungkin
wujudnya dan ketiadaannya, kecuali qodar tersebut di dalam genggaman
ketetapan-Nya, dibawah paksaan-Nya, dan kekuasaan-Nya.
Jika dijelaskan, Allah mempunyai sifat Qodir, yaitu Allah tidak
mungkin mempunyai sifat Jaiz ataupun ‘Adam. Semua yang ada adalah dalam
genggaman ketetapan, kekuasaan, dan
paksaan Allah.
(10) اي
أحاط عليه بكل شيء, فلا تخفى عليه خافيه
Yang mana meliputi pengetahuan-Nya terhadap setiap sesuatu, maka
tidaklah menyamarkan kepada-Nya seorang yang menyamarkan.
(11)
(مريد) متصف بالإرادة الأزلية, وهي
تتعلق بإيجاد الأشياء المنكنة في أوقاتها المحددة لها, علي وفق ما سبق به العلم
الأزلي, فلا موجود منها إلا وهو مستندٌ مشيئته, فهو تعلي فعّال لما يريد.
Murid, yakni mensifati dengan kehendak yang dahulu (azali, Allah),
yakni menghubungkan dengan sesuatu-sesuatu yang mungkin pada waktu-waktunya
yang membatasi kepada kehendak-Nya tersebut, sesuai perkara barang yang
mendahului dengannya yaitu ilmu Allah, maka tidak ada dari sesuatu-sesuatu yang
tersebut tadi kecuali dan dia (Allah) menyandarkan kepada kehendaknya.
(12) (مدبر) متصب بالتدبير والإحكام. ( والتدبير هو التقدير وهو جعل الأشياء علي وجه
مطابق لعلم الله الأزلي ومشينته الأزلية ).
Pengatur, yakni mensifati dengan mengatur dan hokum. Atau dengan
bahasa lain mengatur adalah menetapkan dan menciptakan sesuatu-sesuatu atas
arah yang sesuai dengan ilmu Allah yang dahulu, dan sesuai kehendak Allah yang
dahulu.
(13) (سميع
بصير) متصف أزلا بالسمع والبصر لجميع الموجودات بدون حاسة وآلة, لتنزهه تعالى عن
مشابهة الحوادث, فلا يعزب عن رؤيته هو اجس الضمير, وخفايا الوهم والتفكير, ولا يشذ
عن سمعه دبيب النملة السوداء في الليلة الظلماء على الصخرة الصماء ( ليس كمثله شيء
وهو السميع البصير )
Sami’ dan Bashir adalah sifat Allah yang kami bahas pada bahasan
terakhir ini. Pada makalah ini dijelaskan yakni kedua sifat tersebut mensifati
Allah dengan maha mendengar dan maha melihat kepada keseluruhan yang ada dengan
tanpa pengindraan serta alat, ini untuk membersihkan Allah dari sifat Allah
Ta’ala dari hal baru yang menyerupai (makhluk). Di mana manusia mempunyai
penglihatan dan pendengaran akan tetapi membutuhkan media serta alat. Sedangkan
Allah tidak. Dijelaskan juga bahwasannya apabila Allah dapat melihat segala
sesuatu yang ada, baik itu yang disembunyikan sekalipun, ataupun semut hitam
dalam kegelapan. Berbeda dengan manusia, seseorang menggunakan BH, akan tetapi
orang lain tidak dapat mengetahui BH apa yang dikenakan. Padahal BH itu ada,
tapi manusia tidak dapat melihatnyya. Berbeda dengan Allah, sampai ucapan kita
dalam hati Allah mengetahui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar